JE WON SARANGE
(Part I)
Character:
Siwon
Park
Je Won
Donghae
Kyuhyun
Hechul
Yoona
___________________________________________________________________________________
Hari
masih pagi. Sinar matahari menyapa dengan ramah, menandakan hari begitu cerah
tanpa awan yang menghalangi. Jalanan kota Seoul sudah cukup ramai dengan hiruk
pikuk orang-orang Seoul yang seolah-olah tiada hentinya bergerak kesana kemari.
Seorang
namja tampak sedang asyik dengan stiur mobilnya ikut berbaur dengan sesaknya
kota Seoul menuju bandara internasional Seoul.
***
(Siwon POV)
“Kenapa lama sekali?. Hufhhh, sudah hampir dua jam
aku disini, belum juga tiba. Semoga saja tidak ada apa-apa. Ini sudah telat
satu jam dari waktu yang diberitahukannya padaku.”
“Oppa!!!”, teriak seorang seorang gadis cantik
sambil tersenyum bahagia.
“aihk,,, kau ini kenapa lama sekali tiba
pesawatnya??” desah siwon kepada dongsengnya yang hanya tersenyum melihat
oppanya.
“Oppa,,, miane. Soalnya penerbangannya di tunda
oppa”, rayu gadis yang bernama Park Je Won itu.
“Ne ne ne, dongsengku tercinta”. Je won dan Siwon
berjalan beriringan menuju mobil Siwon.
“Wonae, bagaimana dengan kuliah kamu di Paris, Apa
cukup menyenangkan?”.
“Hmmmm
begitulah oppa. Aku kembali untuk menetap di Seoul dan menikmati musim dingin
yang sebentar lagi tiba, oppa”.
“Ne, Oppa tau dan kau akan melanjutkant kuliahmu
disinikan?. Tapi apakah kamu udah bisa melupakan semuanya, hingga mutusin untuk
menetap di Seoul?. Terus bagaimana dengan karirmu sebagai seorang desainer?”.
”Oppa, aku ingin membuka boutiq dan meniti karir
sebagai desainer di Seoul. Dan aku masih belum bisa melupakan kejadian beberapa
tahun yang lalu, oppa. Tapi,,, bukan berarti aku harus pergi selama itu dari
seoul kan?”.
“Arraesho dongseng ku yang cantik, sekarang kamu
akan kemana?. Apa kamu ingin langsung kerumah?”.
“aniyo Oppa. Aku ikut dengan Oppa aja ke kantor,
bisakan?” ujar je won dengan melepaskan pandangannya ke luar jendela mobil.
“Arraesho”.
***
Sambil menyeduh kopi yang masih hangat Je won
menatap lepas keluar ruangan kerja Oppanya dengan tatapan dingin, bahkan
mengalahkan musim dingin yang akan segera tiba. Sejak kejadian beberapa tahun
yang lalu membuat dia menjadi seorang Agassi yang pemurung dan selalu bersikap
dingin kepada setiap namja yang ditemuinya.
“kringggggg…kringggg…. Kriinnnggggg…” bunyi telephone
di ruangan siwon.
“Wonae,,, kenapa kau membiarkan telephone ini begitu
berisik. Bisakah kau lain kali menerimanya?”, gerutu siwon sambil menerima telephone.
“Yoboseyo”
“Ne. yoboseyo Hyung”, seru seorang namja di seberang
telephone.
“Nugu??”
“Hyung, ini aku donghae. Kau ini bagaimana hyung?. Memintaku
untuk segera ke studio. Tapi kau sendiri tak terlihat disana.”
“Ohhhh… Miane donghae. Aku baru saja dari bandara
menjemput dongseng ku wonae yang baru tiba dari Prancis”.
“Oke oke, hyung aku sudah menuju kantormu. Tunggu
aku “, sambung donghae sambil menutup telponnya.
“dasar babo. Menutup telphon seenaknya saja.”
“Oppa, aku ingin keluar sebentar”, ujar wonae sambil
berlalu tanpa menunggu jawaban siwon.
“apa kau tidak ingin ikut bersama ku ke studio?”
“O, tidak usah oppa. Aku sedang ingin bertemu
temanku sebentar.”
***
“kenapa tidak memberi kabar padaku saat kau tiba di
Seoul?”
“Kyuhyun oppa, miane. Aku terlalu sibuk memikirkan
apa yang harus aku lakukan selama aku menetap di Seoul”
“Hmmm, kau cukup terkenal di kalangan para disainer
prancis. Aku selalu mengikuti perkembanganmu selama kamu di prancis.”
“Oppa, Gomawo.”
“Ne, kalau aku boleh meminta sesuatu. Aku ingin jadi
model busana hasil disainmu. Dan aku mau kamu jadi desainer busanaku”, pinta
kyuhyun menatap Je won begitu lekat
“O, gomawo oppa mempercayaiku sebegitu besar. Aku
ingin melanjutkan boutiq ku yang dulu. Dan aku sudah meminta Siwon Oppa
melakukan beberapa perubahan pada bagunan itu.”
“Ne, aku sudah tahu itu. Oya, bagaimana dengan
Haechul?. Apa kau tidak ingin tahu kabar dia sekarang?”
“Aniyo Oppa, aku bahkan sudah lupakan siapa dia. Tolong
oppa jangan sebut-sebut dia lagi”, mohon je won dengan sikap dinginnya.
“Baiklah. Gwanchana?”
“ne” jawab jewon dengan singkat.
***
(Je Won POV)
“Aku kembali ke Seoul bukan untuk tahu kabar dia dan
gadis yang menjadi istrinya itu. Aku hanya ingin terus berada didekat Oppa ku. Aku
merindukan oppa ku yang selalu menyayangiku dan omma juga appa. aku sudah
menganggap dia mati selamanya dan tak pernah ada.”
“ya!!!!, kau ini bodoh sekali. Apa kau ini sudah
bosan hidup?!!” bentak je won kepada seorang namja yang baru di tolongnya yang hampir
saja tertabrak mobil.
“Miane nona. Gomawo udah menyelamatkanku”, ujar
donghae sambil menundukkan kepalanya seraya meminta ma’af.
“Donghae” ujar donghae sambil mengulurkan tangannya
sambil menebarkan senyum manis ramahnya.
Sayangnya je won mengabaikannya begitu saja. Seolah-olah
tidak tahu, dan berlalu meninggalkan donghae.
.(Donghae POV)
“Aneh sekali Agassi itu. Aku kan hanya mengajak dia
berkenalan tapi kenapa sikapnya dingin sekali. Bahkan dia itu mengalahkan
dinginnya musim dingin. Apa aku tadi salah ya??”, pikir Donghae sedikit
bingung.
“Baru kali ini aku menemui Agassi sedingin itu
sikapnya. Padahal aku inikan sangat ramah dan tampan. Aku harap aku bisa
bertemu dia lagi, dia bagaikan malaikat penyelamatku.”
“Aihk… kenapa aku jadi memikirkan Agassi itu?”,
sentak donghae pada dirinya sendiri serasa menjitak kepalanya.
***
“Donghae!!! Kenapa kau lama sekali. Aku sudah
menunggumu hampir satu jam.”
“Miane Hyung. Tadi ada sedikit kejadian yang tidak
enak di jalan. Oya Hyung dimana dongsengmu yang baru dari prancis itu?”
“dia sudah keluar tadi. Katanya ingin menemui
temannya. Sudahlah, nanti aku kenalkan denganmu. Sekarang kita harus melihat
lokasi pemotretan.”
“Arresho hyung. Dengar-dengar dongsengmu itu seorang
desainer yang cukup terkenal. Tapi kenapa di kembali ke Seoul ya?”, tanya donghae
pada dirinya sendiri.
“katanya dia kangen dengan Seoul”
“ohhhh. Hyung tadi aku ketemu Agassi yang sangat
dingin melebihi dinginnya musim dingin” jelas donghae kepada siwon sambil
menjajari langkah siwon yang berjalan dengan cepat.
“terus kau jatuh cinta padanya?”
“ahhh kau ini bisa saja hyung.”
***
(Haechul POV)
“aku seperti melihat wonae tadi. Apa dia sudah
kembali dari prancis?”. “tidak mungkin, karena siwon tidak mengatakan apa-apa
saat ketemu kemarin di studionya.” “kalau itu benar kenapa dia terlihat berubah
sekali ya?. Ahk,,, aku harus tanyakan pada siwon untuk memastikannya”. “aku
harap aku bisa bertemu dengannya. Dan dia bisa mema’afkan semua kesalahanku
beberapa tahun lalu”. “Tapi, apa dia masi mau ketemu dengan aku ya.”
“Annyonghaseyo,,,”sapa haechul
“Annyonghaseyo. Aku pikir kamu tidak akan datang kemari.”
jawab siwon
“Ne, kebetulan sekalian aku ingin menjemput yoona. Apakah
pemotretan sudah selesai?”
“hyung kau ini suami yang baik dan bertanggung
jawab. Pantas saja yoona tak ingin kehilangan dirimu” potong donghae sambil
senyum menggoda
“Donghae, kau bisa saja” jawab haechul sambil
tersenyum.
“Arresho, kami pergi dulu haechul. Kami ingin
melihat lokasi pemotretan. Kami duluan ya”
“oh-oh. Hati-hati, oya siwon aku ingin tanya sesuatu
padamu. Apakah wonae udah kembali dari prancis?”
“sudah, tapi dia belum ingin bertemu. Ku mohon kamu
mengerti itu, karena semua itu terjadi karenamu”, jawab siwon tanpa melihat
haechul.
“aniyo, aku hanya ingin tahu kabar dia saja”
“dia cukup baik sekarang dan bahkan lebih baik”,
ujar siwon sambil berlalu meninggal haechul yang masi mematung dengan jawaban
yang diberikan siwon.
(Yoona POV)
“ada apa antara siwon oppa dengan Haechul?. Kenapa
mereka sepertinya sedang membicarakan hal yang cukup serius”, seru yoona dalam
hati. “apa ku tanyakan saja ya kepada haechul?. Ahk aniyo aniyo. Nanti dia kira
aku memperhatikan mereka atau menguping mereka. Haechul tidak suka itu, jika
dia tahu aku tadi melihat dia bicara dengan siwon”. “aku harap ini bukan
sesuatu yang aku khawatirkan selama ini” desah yoona.
“kau ternyata sudah datang. Aku kira kau tidak
datang untuk menjemputku”, sapa yoona.
“sebenarnya aku bukan bermaksud menjemputmu. Aku
kebetulan ada sedikit urusan kerjaan dengan siwon”, sangkal haechul
“apa urusanmu sudah selesai?. Aku sudah selesai
pemotretan. Aku ingin kita makan siang bersama.”
“hmmm, arraessho”
“kalau begitu kita pergi sekarang.”
“kenapa haechul diam saja dari tadi. Biasanya dia
selalu menanyakan apakah pemotretan ku lancar-lancar saja”, pikir yoona yang
merasa bingung dengan sikap haechul.
“Jagya, gwaenchanayo?”
“O, gwaenchana. Kenapa kamu bertanya begitu?”
“Aniyo, hanya saja kamu terlihat seperti ada beban
hari ini ”
***
Bangunan yang tampak bagaikan istana itu tampak
begitu sunyi. Hanya cahaya lampu yang tampak menerangi sekelilingnya dan
beberapa pelayan didalamnya. Tak tampak ada orang lain selain para pelayan yang
sibuk dengan aktifitas biasa mereka. Sesaat tampak sebuah mobil mewah memasuki halaman
bangunan mewah itu.
“Oppa, aku mulai besok akan bawa mobil sendiri”,
sela Je won sambil melepaskan sabuk pengamannya.
“terserah kamu saja wonae. Yang penting kamu josimaeyo,
karena kamu belum biasa membawa mobil di seoul.”, jawab siwon yang ikut turun
dari mobilnya.
“ne oppa. Oppa, omma dan app akan lama di amerika?”
“mungkin, karena banyak sekali kerjaan yang harus
diselesaikan disana kata appa”
“O, besok aku ingin ke botiq memeriksa semuanya dan
sekalian untuk melihat-lihat. Dan mungkin dalam waktu dekat aku akan sibuk
disana, oppa”
“arraesho”
“jaljayo Oppa”
“Jaljayo juga Dongseng ku”, balas siwon sambil
mengkecup kening Je won
To Be Continue
To Be Continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar