[Clik It]

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Minggu, 02 September 2012

Je Won Sarange


JE WON SARANGE

 (Part I)
Character:
Siwon
Park Je Won
Donghae
Kyuhyun
Hechul
Yoona

 ___________________________________________________________________________________
            Hari masih pagi. Sinar matahari menyapa dengan ramah, menandakan hari begitu cerah tanpa awan yang menghalangi. Jalanan kota Seoul sudah cukup ramai dengan hiruk pikuk orang-orang Seoul yang seolah-olah tiada hentinya bergerak kesana kemari.
            Seorang namja tampak sedang asyik dengan stiur mobilnya ikut berbaur dengan sesaknya kota Seoul menuju bandara internasional Seoul.
***
(Siwon POV)
“Kenapa lama sekali?. Hufhhh, sudah hampir dua jam aku disini, belum juga tiba. Semoga saja tidak ada apa-apa. Ini sudah telat satu jam dari waktu yang diberitahukannya padaku.”

“Oppa!!!”, teriak seorang seorang gadis cantik sambil tersenyum bahagia.
“aihk,,, kau ini kenapa lama sekali tiba pesawatnya??” desah siwon kepada dongsengnya yang hanya tersenyum melihat oppanya.
“Oppa,,, miane. Soalnya penerbangannya di tunda oppa”, rayu gadis yang bernama Park Je Won itu.
“Ne ne ne, dongsengku tercinta”. Je won dan Siwon berjalan beriringan menuju mobil Siwon.
“Wonae, bagaimana dengan kuliah kamu di Paris, Apa cukup menyenangkan?”.
 “Hmmmm begitulah oppa. Aku kembali untuk menetap di Seoul dan menikmati musim dingin yang sebentar lagi tiba, oppa”.
“Ne, Oppa tau dan kau akan melanjutkant kuliahmu disinikan?. Tapi apakah kamu udah bisa melupakan semuanya, hingga mutusin untuk menetap di Seoul?. Terus bagaimana dengan karirmu sebagai seorang desainer?”.
”Oppa, aku ingin membuka boutiq dan meniti karir sebagai desainer di Seoul. Dan aku masih belum bisa melupakan kejadian beberapa tahun yang lalu, oppa. Tapi,,, bukan berarti aku harus pergi selama itu dari seoul kan?”.
“Arraesho dongseng ku yang cantik, sekarang kamu akan kemana?. Apa kamu ingin langsung kerumah?”.
“aniyo Oppa. Aku ikut dengan Oppa aja ke kantor, bisakan?” ujar je won dengan melepaskan pandangannya ke luar jendela mobil.
“Arraesho”.
***
Sambil menyeduh kopi yang masih hangat Je won menatap lepas keluar ruangan kerja Oppanya dengan tatapan dingin, bahkan mengalahkan musim dingin yang akan segera tiba. Sejak kejadian beberapa tahun yang lalu membuat dia menjadi seorang Agassi yang pemurung dan selalu bersikap dingin kepada setiap namja yang ditemuinya.
“kringggggg…kringggg…. Kriinnnggggg…” bunyi telephone di ruangan siwon.
“Wonae,,, kenapa kau membiarkan telephone ini begitu berisik. Bisakah kau lain kali menerimanya?”, gerutu siwon sambil menerima telephone.
“Yoboseyo”
“Ne. yoboseyo Hyung”, seru seorang namja di seberang telephone.
“Nugu??”
“Hyung, ini aku donghae. Kau ini bagaimana hyung?. Memintaku untuk segera ke studio. Tapi kau sendiri tak terlihat disana.”
“Ohhhh… Miane donghae. Aku baru saja dari bandara menjemput dongseng ku wonae yang baru tiba dari Prancis”.
“Oke oke, hyung aku sudah menuju kantormu. Tunggu aku “, sambung donghae sambil menutup telponnya.
“dasar babo. Menutup telphon seenaknya saja.”
“Oppa, aku ingin keluar sebentar”, ujar wonae sambil berlalu tanpa menunggu jawaban siwon.
“apa kau tidak ingin ikut bersama ku ke studio?”
“O, tidak usah oppa. Aku sedang ingin bertemu temanku sebentar.”
***
“kenapa tidak memberi kabar padaku saat kau tiba di Seoul?”
“Kyuhyun oppa, miane. Aku terlalu sibuk memikirkan apa yang harus aku lakukan selama aku menetap di Seoul”
“Hmmm, kau cukup terkenal di kalangan para disainer prancis. Aku selalu mengikuti perkembanganmu selama kamu di prancis.”
“Oppa, Gomawo.”
“Ne, kalau aku boleh meminta sesuatu. Aku ingin jadi model busana hasil disainmu. Dan aku mau kamu jadi desainer busanaku”, pinta kyuhyun menatap Je won begitu lekat
“O, gomawo oppa mempercayaiku sebegitu besar. Aku ingin melanjutkan boutiq ku yang dulu. Dan aku sudah meminta Siwon Oppa melakukan beberapa perubahan pada bagunan itu.”
“Ne, aku sudah tahu itu. Oya, bagaimana dengan Haechul?. Apa kau tidak ingin tahu kabar dia sekarang?”
“Aniyo Oppa, aku bahkan sudah lupakan siapa dia. Tolong oppa jangan sebut-sebut dia lagi”, mohon je won dengan sikap dinginnya.
“Baiklah. Gwanchana?”
“ne” jawab jewon dengan singkat.
***
(Je Won POV)
“Aku kembali ke Seoul bukan untuk tahu kabar dia dan gadis yang menjadi istrinya itu. Aku hanya ingin terus berada didekat Oppa ku. Aku merindukan oppa ku yang selalu menyayangiku dan omma juga appa. aku sudah menganggap dia mati selamanya dan tak pernah ada.”
“ya!!!!, kau ini bodoh sekali. Apa kau ini sudah bosan hidup?!!” bentak je won kepada seorang namja yang baru di tolongnya yang hampir saja tertabrak mobil.
“Miane nona. Gomawo udah menyelamatkanku”, ujar donghae sambil menundukkan kepalanya seraya meminta ma’af.
“Donghae” ujar donghae sambil mengulurkan tangannya sambil menebarkan senyum manis ramahnya.
Sayangnya je won mengabaikannya begitu saja. Seolah-olah tidak tahu, dan berlalu meninggalkan donghae.
.(Donghae POV)
“Aneh sekali Agassi itu. Aku kan hanya mengajak dia berkenalan tapi kenapa sikapnya dingin sekali. Bahkan dia itu mengalahkan dinginnya musim dingin. Apa aku tadi salah ya??”, pikir Donghae sedikit bingung.
“Baru kali ini aku menemui Agassi sedingin itu sikapnya. Padahal aku inikan sangat ramah dan tampan. Aku harap aku bisa bertemu dia lagi, dia bagaikan malaikat penyelamatku.”
“Aihk… kenapa aku jadi memikirkan Agassi itu?”, sentak donghae pada dirinya sendiri serasa menjitak kepalanya.
***
“Donghae!!! Kenapa kau lama sekali. Aku sudah menunggumu hampir satu jam.”
“Miane Hyung. Tadi ada sedikit kejadian yang tidak enak di jalan. Oya Hyung dimana dongsengmu yang baru dari prancis itu?”
“dia sudah keluar tadi. Katanya ingin menemui temannya. Sudahlah, nanti aku kenalkan denganmu. Sekarang kita harus melihat lokasi pemotretan.”
“Arresho hyung. Dengar-dengar dongsengmu itu seorang desainer yang cukup terkenal. Tapi kenapa di kembali ke Seoul ya?”, tanya donghae pada dirinya sendiri.
“katanya dia kangen dengan Seoul”
“ohhhh. Hyung tadi aku ketemu Agassi yang sangat dingin melebihi dinginnya musim dingin” jelas donghae kepada siwon sambil menjajari langkah siwon yang berjalan dengan cepat.
“terus kau jatuh cinta padanya?”
“ahhh kau ini bisa saja hyung.”
***
(Haechul POV)
“aku seperti melihat wonae tadi. Apa dia sudah kembali dari prancis?”. “tidak mungkin, karena siwon tidak mengatakan apa-apa saat ketemu kemarin di studionya.” “kalau itu benar kenapa dia terlihat berubah sekali ya?. Ahk,,, aku harus tanyakan pada siwon untuk memastikannya”. “aku harap aku bisa bertemu dengannya. Dan dia bisa mema’afkan semua kesalahanku beberapa tahun lalu”. “Tapi, apa dia masi mau ketemu dengan aku ya.”

“Annyonghaseyo,,,”sapa haechul
“Annyonghaseyo. Aku pikir kamu tidak akan datang kemari.” jawab siwon
“Ne, kebetulan sekalian aku ingin menjemput yoona. Apakah pemotretan sudah selesai?”
“hyung kau ini suami yang baik dan bertanggung jawab. Pantas saja yoona tak ingin kehilangan dirimu” potong donghae sambil senyum menggoda
“Donghae, kau bisa saja” jawab haechul sambil tersenyum.
“Arresho, kami pergi dulu haechul. Kami ingin melihat lokasi pemotretan. Kami duluan ya”
“oh-oh. Hati-hati, oya siwon aku ingin tanya sesuatu padamu. Apakah wonae udah kembali dari prancis?”
“sudah, tapi dia belum ingin bertemu. Ku mohon kamu mengerti itu, karena semua itu terjadi karenamu”, jawab siwon tanpa melihat haechul.
“aniyo, aku hanya ingin tahu kabar dia saja”
“dia cukup baik sekarang dan bahkan lebih baik”, ujar siwon sambil berlalu meninggal haechul yang masi mematung dengan jawaban yang diberikan siwon.
(Yoona POV)
“ada apa antara siwon oppa dengan Haechul?. Kenapa mereka sepertinya sedang membicarakan hal yang cukup serius”, seru yoona dalam hati. “apa ku tanyakan saja ya kepada haechul?. Ahk aniyo aniyo. Nanti dia kira aku memperhatikan mereka atau menguping mereka. Haechul tidak suka itu, jika dia tahu aku tadi melihat dia bicara dengan siwon”. “aku harap ini bukan sesuatu yang aku khawatirkan selama ini” desah yoona.

“kau ternyata sudah datang. Aku kira kau tidak datang untuk menjemputku”, sapa yoona.
“sebenarnya aku bukan bermaksud menjemputmu. Aku kebetulan ada sedikit urusan kerjaan dengan siwon”, sangkal haechul
“apa urusanmu sudah selesai?. Aku sudah selesai pemotretan. Aku ingin kita makan siang bersama.”
“hmmm, arraessho”
“kalau begitu kita pergi sekarang.”
“kenapa haechul diam saja dari tadi. Biasanya dia selalu menanyakan apakah pemotretan ku lancar-lancar saja”, pikir yoona yang merasa bingung dengan sikap haechul.
“Jagya, gwaenchanayo?”
“O, gwaenchana. Kenapa kamu bertanya begitu?”
“Aniyo, hanya saja kamu terlihat seperti ada beban hari ini ”
***
Bangunan yang tampak bagaikan istana itu tampak begitu sunyi. Hanya cahaya lampu yang tampak menerangi sekelilingnya dan beberapa pelayan didalamnya. Tak tampak ada orang lain selain para pelayan yang sibuk dengan aktifitas biasa mereka. Sesaat tampak sebuah mobil mewah memasuki halaman bangunan mewah itu.
“Oppa, aku mulai besok akan bawa mobil sendiri”, sela Je won sambil melepaskan sabuk pengamannya.
“terserah kamu saja wonae. Yang penting kamu josimaeyo, karena kamu belum biasa membawa mobil di seoul.”, jawab siwon yang ikut turun dari mobilnya.
“ne oppa. Oppa, omma dan app akan lama di amerika?”
“mungkin, karena banyak sekali kerjaan yang harus diselesaikan disana kata appa”
“O, besok aku ingin ke botiq memeriksa semuanya dan sekalian untuk melihat-lihat. Dan mungkin dalam waktu dekat aku akan sibuk disana, oppa”
“arraesho”
“jaljayo Oppa”
“Jaljayo juga Dongseng ku”, balas siwon sambil mengkecup kening Je won

To Be Continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar